Pulau Mapur Tetap Jadi Wilayah Konservasi, Tapi Harus Diimbangi dengan Pemberdayaan Masyarakat
BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Dirjend Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, setelah melihat kondisi Pulau Mapur Bintan, berharap agar Pulau Mapur tetap menjadi wilayah konservasi alam. Namun disejalankan dengan pemberdayaan masyarakatnya.
"Saya sangat bangga dan inginkan Pulau Mapur tetap menjadi wilayah konservasi alam, namun masyarakatnya terus diberdayakan untuk kesejahteraan masyarakat," harapnya usai melepas ratusan bayi penyu jenis tukik di pantai Busung Mentigi, pulau Mapur Bintan, Minggu (14/5/2017).
Lebih tepatnya pemanfaatan pulau khususnya Mapur katanya lagi, oleh pengusaha lokal berkoordinasi dengan Dispar. Karena apabila pulau ini nantinya sudah ada resort, maka secara otomatis membutuh berbagai ragam kebutuhan untuk makanan serta kuliner.
Sementara Herman Khoirun, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang hadir dan menyaksikan kegiatan baik EcoRun 2017 dan pelepasan ratusan penyu jenis tukik, memberikan apresiasi atas kesadaran masyakarat dalam mempertahankan alam, walaupun dalam pemberdayaan penyu tidak ada insentif.
Pengembangan pantai dengan pasir putihnya dan aneka bebatuan serta alamnya yang masih alami khusus Pulau Mapur yang luas, memang yang lebih tepat perlu diadakan kapal pariwisata. Untuk meningkatkan kunjungan turis mancanegara, terkait fasilitasnya kedepan memang perlu dipikirkan, sehingga bisa juga menyentuh kesejahteraan ekonomi keluarga masyarakat yang ada.
Herman Khoirun menambahkan, terkait masalah pengembangan Pulau Mapur baik sebagai destinasi wisata dan konsevasi alam, sangat mendukung. Terkait hal tersebut, DPR RI akan mengkoordinasikannya ke Kementerian Kelauatan dan Perikanan serta Kehutanan.
"Untuk medorong kemajuan dunia pariwisata di Bintan, dibutuhkan event internasional dengan skala yang lebih. Agar kunjungan wisatawan ke Bintan akan semakin meningkat," katanya.
Editor: Udin