BP Batam Berencana Jadikan Kawasan Tanjungpinggir Sebagai Pusat Seni Kota Batam
BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Penguasahaan (BP) Batam berencana menyulap Tanjungpinggir Sekupang menjadi kawasan parisiwata terpadu dan menjadi ikon wisata Kota Batam.
Deputi 4 BP Batam, Purba Robert M. Sianipar mengatakan, Batam harus memiliki ikon yang menggambarkan kota Batam. Tanjungpinggir direncanakan akan jadi kawasan Seni dan Resort.
"Indonesia sangat kaya dengan seni, tapi Batam sendiri belum punya tempat bagi para seniman. Nah, kami rencana akan buat kawasan Tanjungpinggir menjadi wilayah seni budaya dalam memberikan karya-karya seni," ujar Robert kemarin.
Bahkan pihaknya sudah berencana mengundang seniman pemahat, Nyoman Nuarta yang pernah membuat patung garuda di Wisma Kencana, Bali.
"Harus ada ikon di Batam yang juga dijadikan tempat seni. Negara tetangga Singapura itu ada. Jadi nanti akan dikombinasikan tempat seni dan resort oleh pak Nyoman," katanya.
Namun demikian, saat ini permasalahanya sebagian pemilik lahan Tanjungpinggir dikuasai oleh PT Persero Batam. Dimana lahan itu diberikan atas dasar Penyartaan Modal Pemerintah (PMP) kepada Persero.
Ia mengaku sudah menjalin kerjasama dengan pihak Persero. Karena pada dasarnya Persero sempat akan mengembangkan kawasan tersebut dan telah berkerja sama dengan beberapa Bank.
Tapi seiringnya waktu berjalan, pengembangan kawasan Tanjungpinggir oleh Persero dengan beberapa Bank, tidak berhasil atau gagal.
"Ini yang kami coba selesaikan, kami siap untuk berkerjasama dengan Persero. Tapi disatu sisi kami harus mengikut perencanaan awal. Ada mitra (Bank) yang lama terikat perjanjian dengan Persero," ujarnya.
Ia tidak menutup kemungkinan, proyek pengembangan Tanjungpinggir akan berjalan cukup lama, 2-3 tahun kedepan. Sebelum masuk tahap lelang dengan jalan kerja sama pihak swasta, permasalahan lahan dengan Persero harus diselesaikan.
"Pengembangan Tanjungpinggir tetap mejalin kerjasama dengan pihak swasta, mekanismenya tetap melalui lelang. Tapi pak Nyoman sudah siap dalam konsepnya," pungkasnya.
Editor: Yudha