Long Weekend, Wisata Patung 1000 Dipenuhi Pengunjung

Habibi Sabtu, 15-04-2017 | 15:00 WIB Destinasi
Wisata-patung1000-1.jpg

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Vihara Ksitigarbha Bodhisattva atau lebih dikenal dengan tempat wisata Patung 1000 Louhan yang terletak di Jalan Nusantara, Kilometer 13, Kota Tanjungpinang menjadi magnet baru bagi wisatawan lokal.

 

Sejak diresmikan oleh Gubernur Kepulauan Riau, tempat wisata ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk dikunjungi masyarakat Tanjungpinang-Bintan. Seperti saat libur panjang seperti ini, sejak Jumat (14/4/2017), lokasi ini ramai dikunjungi sampai Sabtu (15/4/2017) pun masih padat.

Selain menjadi magnet baru karena suasana dan konsepnya yang beda. Masuk ke Wihara ini juga hanya dipungut biaya Rp5 ribu per orang. Bahkan, saat pertama dibuka, pihak pengelola malah menggratiskan pengunjung untuk masuk. Uang masuk tersebut tentunya sudah sangat rendah dibandingkan dengan masuk ke Candi Prambanan atau Borobudur, dimana pengunjung harus membayar Rp35 ribu per orang.

"Pass masuk Rp5 ribu ini juga kita pungut untuk pajak daerah, dan kebersihan di sini. Jika ada yang protes, ya kami sebagai pengelola hanya bisa menjelaskan bahwa ini untuk pajak daerah, jika keberatan, kami juga tidak tahu harus ngomong apa lagi," tutur salah satu pengelola tempat wisata tersebut, saat diwawancarai, Sabtu (15/4/2017).

Salah Satu Pengunjung dari Toa Paya, Kabupaten Bintan, Harry mengatakan, masalah Karcis masuk ke Patung 1000 ini menurutnya tidak masalah asalkan uang tersebut dipergunakan untuk pemeliharaan Wisata ini agar lebih diminati pengunjung.

"Saya sih tak masalah dengan uang Karcis itu, toh wisatawan yang datang juga menikmati, baik foto-foto bahkan melihat lokasi, itu sudah sangat murah," tutur Harry saat ditemui di lokasi.

Akan tetapi, terkait pemungutan ini memang ada pro dan kontra. Masyarakat kaget, karena setelah digratiskan, tiba-tiba pengelola menarik pass masuk Rp5 ribu kepada pengunjung. Meskipun dikondisi sekarang ini uang segitu sangat murah, namun tetap ada yang kecewa.

Editor: Yudha