KKP Ajak Pemkab Anambas Bangun Loka Penelitian Kelautan dan Perikanan
Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris (Foto: Fredy Silalahi)
BATAMTODAY.COM, Anambas - Kemeterian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengakui kekayaan alam di Kabupaten Kepulauan Anambas. Dari hasil penelitian KKP tahun 2016, terdapat sekitar 106 titik terumbu karang dan 2 juta hektar taman wisata perairan.
"Baru-baru ini, KKP melalui Dirjennya menghubungi saya, mengenai hasil penelitian potensi kelautan dan perikanan di Anambas. Hasil survei mereka, terdapat 106 titik terumbu karang dan 2 juta hektar taman wisata perairan di Anambas. Ini merupakan potensi yang luar biasa," ujar Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris, Selasa (21/3/2017).
Haris menerangkan, pihaknya berencana membangun loka untuk penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan di Anambas.
"Potensi kelautan dan perikanan Anambas sudah ada. Inilah yang kami pelajari untuk mengembangkan kelautan dan perikanan Anambas. Oleh karena itu KKP menawarkan loka penelitian di Anambas. Ini juga sejalan untuk mengembangkan wisata Anambas," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penilitan Pengembangan dan Perencanaan Daerah (Balitbangpeda) Kabupaten Kepulauan Anambas, Augus Raja Unggul, menyayangkan pengolahan potensi kelautan dan perikanan di Anambas yang belum digali secara maksimal.
"Saat ini baru 5 persen aja potensi kelautan dan perikanan digarap, sisanya 95 persen ini harus menjadi perhatian kita bersama. Ini merupakan potensi alam yang harus kita kelola, demi meningkatkan PAD dan perekonomian masyarakat," ujarnya.
Sedangkan Satker Taman Wisata Perairan (TWP) Kabupaten Kepulauan Anambas, Roni mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi spesies karang di Anambas.
"Di Anambas terdapat 339 jenis spesies karang di Anambas, sementara total jenis karang didunia hanya berkisar 600 jenis saja. Spesies karang yang ada saat ini merupakan hardcoral," ujar Roni.
Dia menambahkan, saat ini terdapat dua faktor penyebab rusaknya terumbu karang, yakni faktor manusia yang menangkap ikan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan, dan faktor alam yakni abrasi.
"Mengenai faktor manusia yang melakukan penangkapan ikan yang berpotensi merusak terumbu karang sudah sering kami kordinasikan dengan Dinas terkait untuk mensosialisasikan kepada masyarakat menjaga kelestarian terumbu karang," jelasnya.
Editor: Gokli