Kunjungan Raja Salman Momentum Promosi Pariwisata Indonesia

Irawan Kamis, 02-03-2017 | 19:38 WIB Promo
raja_salman1.jpg

Raja Salman bin Abdulaziz.


BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Ridwan Hisjam menilai Kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz, sebagai momentum untuk tingkatkan promosi pariwisata Indonesia ke negara Tmur Tengah.

"Kehadiran Raja Salman ke Indonesia khususnya di Bali ini saya rasa bisa menjadi ajang promosi pariwisata yang sangat besar. Oleh karena itu, kunjungan tersebut sebaiknya harus betul-betul diliput dan diabadikan kalau bisa dijadikan iklan promosi Visit Indonesia," ungkap Ridwan usai rapat sambutan Ketua DPR RI menyambut Raja Arab Saudi Yang Mulia Raja Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta (2/3/2017).

Lebih lanjut Ridwan menjelaskan, iklan dengan promosi Visit Indonesia saat Raja Salman berkunjung ke Bali, bisa menjadi daya tarik wisatawan asal Arab Saudi. Mengingat jumlah kunjungan wisatawan Arab ke Indonesia saat ini memiliki jumlah yang tidak sebanding.

"Dari data yang kita punya jumlah kunjungan wisatawan Arab Saudi masuk ke Indonesia kurang lebih 200 ribu kunjungan. Sedangkan sebaliknya jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Arab Saudi kurang lebih sebesar 2 juta. Bayangkan dari data tersebut kita hanya memperoleh 10 persennya. Nah ini kan sangat timpang sekali," sesalnya.

Politisi asal dapil Jatim itu optimis iklan promosi Visit Indonesia saat kunjungan Raja Salman ke Bali, bisa menjadi salah satu ajang untuk menyeimbangkan jumlah wisatawan asal Arab Saudi ke Indonesia.

"Nah untuk itu, kita harus fokuskan pemasangan iklan tersebut di Negara Arab Saudi. Jika Rajanya saja berkunjung ke Indonesia otomatis rakyatnya juga akan mengikuti. Paling tidak penyetaraan jumlah kunjungan itulah yang menjadi tantangan pemerintah kita," jelasnya.

Sementara itu terkait pertukaran kebudayaan yang sudah berjalan dihubungan kedua negara, yang lebih banyak dihubungkan dengan masalah agama. Ridwan menambahkan bentuk yang bisa dikembangkan yaitu kuliner dan wisata halal.

Terlebih lagi salah satu bentuk program Komisi X DPR dan Kementerian Pariwisata yang sudah berjalan adalah wisata religi di kawasan Mandalika, Lombok. Lombok dipilih karena merupakan salah satu dari 10 destinasi yang sedang dikembangkan.

Editor: Surya