Manjakan Tamu dengan Seni, Artotel Hotel Gadeng Seniman Abstrak Yanes Kosel
BATAMTODAY.COM, Batam - Hotel Artotel yang konsisten dengan konsep seni, khususnya seni lukis, kembali melakukan kolaborasi dengan seniman lukisan abstrak ternama Indonesia, Yanes Kosel asal Kota Bandung.
Sales Marketing Manager Hotel Artotel, Maria Risky, mengatakan dengan tetap mengedepankan seni art pada konsep Artotel, kolaborasi dengan seniman lukis ini merupakan kali kedua sejak dibukanya hotel yang berlokasi di Kawasan Penuin, Lubukbaja, Kota Batam.
"Art Exebition Schedule merupakan kegiatan rutin pergantian lukisan pada Artotel yang tetap, kegiatan ini dilakukan setiap 3 bulan sekali," ujar Maria Rizki, usai acara Art Exebition di Arthotel, Selasa (15/11/2022) sore.
Kiki, sapaan akrabnya, menyebutkan, pihaknya melakukan pergantian lukisan setiap tiga bulan sekali. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan semata-mata untuk memberikan ruang tersendiri bagi pengunjung hotel yang penikmat seni, khususnya seni lukis.
"Pengaruh terhadap kunjungan tamu pada priode pertama cukup signifikan, oleh sebab itu, kami konsisten memberikan space buat tamu untuk menikmati lukisan yang ada di sini," katanya.
Kiki menjelaskan, dipilihnya Yanes Kosel untuk mengisi ruang Art yang ada di Artotel merupakan rekomendasi dari coorporate dari group hotel itu sendiri. Di samping itu, karya-karya Yanes Kosel dinilai juga sangat cocok dengan konsep yang diusung oleh Artotel.
"Untuk kali ini, Arthotel bekerjasama denga Mas Yanes, ini juga rekomendasi dari coorporate kami. Sebagai solo Exebition, Mas Yanes juga mempunyai cirikhas tersendiri dalam berkarya," terang Kiki.
Sementara Yanes Kosel, merasa bangga, sejumlah lukisnya bisa ditampilkan pada pameran yang digelar di Hotel Artotel. Baginya, pihak manajemen terbilang berani mengusung tema seni dalam memikat tamu, di mana Batam yang indentik merupakan kota industri dan galangan kapal.
"Patut kita apresiasi hotel ini, berani tampil beda dalam melirik pangsa pasar tamu," kata Yanes Kosel.
Seniman yang lahir di Bandung pada 1978 silam ini, melanjutkan tema lukisan yang diambil pada pameran tunggalnya kali ini adalah 'Metaphor of Life'. Baginya, mengungkapkan kosa kata artistik kontemporernya sendiri yang dijiwai dengan citra metaforis yang meneguhkan hidup.
Disebutkannya, tatanan kehidupan akan selalu berada dalam wilayah tesis dan antitesis, sebagai satu kesatuan paket dinamika kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sehingga menjadi sebuah anomali naratif dari dinamika kehidupan yang disebut 'Metafor Kehidupan'.
Sudut pandang estetika seni rupa, tertuang dalam susunan garis, bidang, dan warna yang terintegrasi dalam komposisi, gestur, tekstur, sapuan kuas, intensitas dan aksen yang selaras secara dinamis. Hingga menjadikan sebagai semiotika kehidupan itu sendiri, yang sarat drama alur cerita dan sejarah abadi selama keberadaan manusia itu masih ada.
"Eksistensi manusia dalam menghayati metafora kehidupan akan selalu berusaha diterjemahkan ke dalam berbagai makna, baik yang bersifat religius, kultural, ilmiah hingga estetika, yang kesemuanya merupakan bentuk usaha manusia untuk memvisualisasikan makna Metafora Kehidupan, hal ini yang kami ungkapkan dalam sebuah karya lukisan," kata Yanes Kosel.
Ditambahkannya, dalam menikmati atau mengartikan sebuah lukisan abstrak. Seniman hanya menyuguhkan karya yang mempertegas sebuah bidang, garis dan warna. Dan terpenting menuangkan apa yang ada dalam fikirkan, rasa dan jiwa dari seniman pelukis abstrak itu sendiri.
"Dari sebuah lukisan itu, tuangan dari rasa pelukis, dia sedang apa, apa yang dia rasakan, dan pelukis Abstrak haram hukumnya untuk menjelaskan arti keseluruhan dari karyanya, biar para penikmat seni abstrak yang mengartikan masing-masing," pungkasnya.
Editor: Gokli