Festival Lampu Colok Tahun 2018 yang dilaksanakan di Kabupaten Karimun. (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun kembali menggelar perlombaan Festival Lampu Colok tahun 2019.

Kabid Sejarah dan Cagar Budaya, Azmizar Firtarti menjelaskan, untuk kriteria penilaian dimana arsitektur bangunan gapura yang bernuansa islami, harus terlihat keindahan dan kemeriahan lampu colok serta partisipasi masyarakat dalam ikut serta kemeriahan lampu colok.

"Untuk tinggi pintu gapura wajib minimal 4 meter, lebar gapura tidak mengenai drainase atau badan jalan dan tidak berada di area tegangan listrikn. Dan untuk penilaian akan dimulai pada 27 ramadhan 1440 H," kata Azmizar kepada BATAMTODAY.COM Senin, (20/5/2019).

Di mana para pemenang akan mendapatkan uang pembinaan bagi juara I Rp 10 juta, juara II Rp 8 juta, juara III Rp 6 juta, juara IV Rp 4 juta, juara V Rp 3 juta, juara VI Rp 2 juta, dan juara VII, VIII, IX, X masing-masing mendapatkan Rp 1 juta.

Untuk pelaksanaan perlombaan festival lampu colok tahun 2019 dilaksanakan di dua tempat yakni Pulau Karimun dan Pulau Kundur, namun untuk penilaian dilakukan secara serentak.

"Kalau tahun lalu penilaian tidak serentak namun di tahun ini dilakukan secara serentak pada 27 Ramadhan 1440 hijriah atau 31 Mei 2019, dan pembagian hadiah juga masing-masing, tidak digabung dimana untuk wilayah Karimun diambil juara 1 hingga 10, begitu juga di Pulau Kundur," jelasnya.

Dan untuk dewan juri diambil dari Kemenag Kabupaten Karimun, Dinas PU Karimun, dan LAM Kabupaten Karimun.

Menurut dia, perlombaan ini merupakan suatu bentuk budaya yang telah ada sejak dulu, dimana juga untuk mengingatkan bahwa dahulu belum adanya listrik dan hanya menggunakan lampu colok.

"Setidaknya dengan adanya lampu colok ini memberikan peringatan kita kepada dahulu listrik belum ada dan hanya menggunakan lampu colok," katanya.

Semoga dengan diselenggarakan festival lampu colok ini memberikan kesenangan bagi masyarakat Karimun dan dapat dipertahankan tradisi yang sudah melekat di masyarakat Karimun.

Editor: Gokli