Festival Pulau Penyengat Diharapkan Bisa Tingkatkan Kunjungan Wisman di Kepri
BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Festival Pulau Penyengat diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Wali Kota Tanjungpinang, H Syahrul mengatakan Pulau Penyengat muncul dalam sejarah pada awal abad ke-18 ketika meletusnya perang saudara di kerajaan Johor Riau yang kemudian melahirkan Kerajaan Siak di daratan Sumatera.
Pulau ini menjadi penting bagi ketika berkobarnya perang Riau akhir abad ke-18 pimpinan Raja Haji fisabilillah yang pada tahun 1997 diangkat sebagai pahlawan nasional bidang bahasa.
"Selain itu juga terkenal dengan Gurindam 12 karya Raja Ali Haji yang juga telah mendapat anugerah gelar pahlawan nasional bidang sastra atau bahasa," ujar Syahrul pada saat menceritakan singkat sejarah Pulau Penyengat di Balai Adat penyengat, Kamis (14/2/2019).
Selanjutnya dalam perjalanan sejarahnya yang panjang saat ini Pulau Penyengat telah ditetapkan menjadi destinasi pariwisata unggulan daerah dengan potensi untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah wisata budaya dan religi bagi pemerintah kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepulauan Riau.
Festival Pulau Penyengat bukan hanya semata-mata untuk mendukung sektor pariwisata saja. Namun juga sebagai upaya untuk melestarikan tradisi yang sejatinya sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan.
"Ke depan harus dikemas lebih menarik dan terus melakukan inovasi guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Riau khususnya Tanjungpinang," katanya.
Ia menyampaikan beberapa rencana besar pengembangan pariwisata di Kota Tanjungpinang, diantaranya penyelenggaraan berbagai tempat pariwisata dan event nasional yang ada di Kota Tanjungpinang.
Semua ini tentu sangat membutuhkan sport langsung dan pemerintah pusat khususnya dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan dukungan dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau serta Pemerintah Kota Tanjungpinang.
"Kami telah mengusulkan Pulau Penyengat yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional menjadi warisan budaya dunia kepada organisasi pendidikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, perserikatan bangsa-bangsa UNESCO bersejarah ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia," paparnya.
Hal ini tentu akan membawa serangkaian keberuntungan bagi Indonesia. Status itu akan menegaskan kepada dunia internasional bahwa bahasa Melayu Pulau Penyengat yang menjadi bahasa nasional atau bahasa Indonesia lahir di Pulau Penyengat.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun menjelaskan untuk membuat suatu program provinsi untuk mendorong dan Walikota bersemangat agar pastival ini lebih baik. Ia berharap festival ini lebih baik dan berjalan dengan aman.
"Perlulah pulau yang bertuah ini kita elokkan. Pak Wali Kota telah melakukan event-event yang bertaraf nasional bahkan bertaraf internasional," tambahnya.
Editor: Yudha