Museum Bahari, Wisata Edukasi Sejarah dan Estetika Seni Kelautan di Bintan
BELAJAR sambil berwisata tentu sesuatu hal yang asyik dan menarik. Di Kabupaten Bintan, selain menyuguhkan wisata alam dan pantai seperti kawasan Wisata Internasional Lagoi dan Trikora, ternyata juga terdapat Museum Bahari yang menyimpan ilmu pengetahuan peninggalan sejarah.
Di Museum Bahari Bintan yang terletak di Jalan Pantai Trikora Kilometer 36, Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau ini, tersimpan sejumlah arca dan piring pecah belah dari pengangkatan harta karun bawah laut Kabupaten Bintan, peninggalan sejarah dari Dinasti Ming kerajaan China masa lalu.
Museum kelautan ini juga memajang beberapa koleksi alat tangkap laut yang digunakan masyarakat sejak zaman dulu, seperti miniatur alat tangkap ikan Bubu, Jaring, Pukat dan Bento, perahu-perahu serta berbagai jenis binatang laut hasil tangkapan yang telah diawetkan.
Sedangkan perahu, terdapat 42 miniatur perahu-perahu yang memiliki nilai sejarah dan estetik yang sangat menarik. Selain itu ada juga koleksi berbagai jenis ikan-ikan, kuda laut dan bahkan anjing dan gajah mina serta binatang laut lainya yang telah diawetkan.
Pengurus Museum Bahari Bintan, Mubarak, kepada wartawan magang BATAMTODAY.COM mengatakan, pengelolaan museum kelautan Bahari Bintan dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Bintan.
Museum dengan arsitektur bangunan menyerupai kapal laut besar yang ditata seolah memaknai Wisata Bahari yang ada di Kabupaten Bintan ini, didirikan pada 2 Desember 2012 lalu. Empat tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 2016 lalu, Museum Bahari satu-satunya di Bintan itu resmi dibuka untuk umum.
"Museum Bahari ini merupakan museum pertama dan satu-satunya di Bintan, sebagai tempat penyimpanan sejumlah benda purba hasil pengangkatan harta karun bawah laut di Kabupaten Bintan serta miniatur jenis alat tangkap dan binatang laut yang telah dikeraskan," jelas Mubarok.
Selain dijadikan sebagai tempat edukasi, Museum Bahari Bintan ini kata Mubarok, juga sering dikunjungi wisatawan luar, seperti wisatawan Tiongkok dan bahkan dari Eropah dan negara Francis.
"Rata-rata hampir tiap minggu, Museum ini ramai dikunjungi wisatawan dari Tiongkok serta dari Eropa," kata Mubarok.
Namun bagi warga lokal, sangat jarang berkunjung ke museum edukatif tersebut.
"Mungkin karena lokasi museumnya yang jauh dan kurangnya budaya membaca di kalangan masyarakat kita. Padahal selain sarat dengan ilmu pengetahuan, ke Museium ini juga asyik untuk bertamasya," seru Mubarak.
Rencananya, pada tahun depan, Museum Bahari Bintan ini akan kembali direnovasi. Pada lantai 2 akan ditempatkan sejarah histori suku laut dengan sebuah sampan besar milik warga suku laut.
"Sampan besar itu nantinya diberi nama sampan Kajang," ujar Mubarok.
Jadi, jika Anda ingin mengetahui kekayan laut dan kehidupan masyarakat zaman dulu serta sejumlah benda sejarah dan binatang bawah laut, silakan datang dan lihat di Museum Bahari Bintan.
Selain berwisata, Museum ini menjadi tempat edukasi indahnya seni dan koleksi kelautan yang dipajang bagi pengunjungnya.
Editor: Udin