Pesona Keindahan Bawah Laut Nusantara dalam Sebuah Buku

Redaksi Minggu, 04-06-2017 | 12:30 WIB Event
Buku_Laut.jpg Peluncuran buku The Magnificent Seven: Indonesias Marine National Parks di Restoran Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, Jumat (2/6/2017) malam. Kemenpar berharap buku ini berkontribusi dan menggalakkan promosi pariwisata bahari ke luar negeri

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik peluncuran buku "The Magnificent Seven: Indonesias Marine National Parks". Buku ini merupakan karya bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).

"Buku 'The Magnificent Seven: Indonesias Marine National Parks merupakan sebuah karya yang dapat berkontribusi untuk menggalakkan promosi pariwisata bahari ke luar negeri. Kami mengusulkan pula softcopy file dari buku ini dapat dimasukkan ke dalam website Wonderful Indonesia agar bisa diunduh oleh para calon wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia," kata Arief Yahya pada peluncuran buku Taman Nasional Laut, "The Magnificent Seven: Indonesias Marine National Parks" di Restoran Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, Minggu (5/6/2017).

Siaran pers Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar menyebutkan, buku ini menggambarkan keindahan Taman Nasional Laut di berbagai daerah di Indonesia antara lain Kepulauan Seribu (Jakarta), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Takabonerate (Sulawesi Selatan), Karimunjawa (Jawa Tengah), Bunaken (Sulawesi Utara), Togean (Sulawesi Tengah), dan Teluk Cenderawasih (Papua), dengan keanekaragaman hayati lautnya yang sangat kaya.

"Keindahan kehidupan alam bawah laut merupakan salah satu daya tarik pariwisata Indonesia. Para pegiat pariwisata bahari di dunia berujar bahwa taman-taman laut nan indah di perairan Nusantara tadi sebagai 'Sekeping Surga yang Jatuh ke Bumi'," kata Arief.

Menpar menjelaskan, wisata bahari khususnya taman laut yang tersebar itu merupakan salah satu kekuatan pariwisata karena tiga perempat wilayah Indonesia adalah maritim dengan kekayaan laut yang memiliki ragam keindahan panorama.

Untuk itu, Menpar melakukan serangkaian terobosan pembangunan wisata bahari dan membagi menjadi tiga bidang, yakni "coastal zone" atau wisata bentang pantai, "sea zone" atau wisata laut dan bergerak dari satu pulau ke pulau lainnya, dan "underwater" melalui wisata bawah laut seperti diving dan snorkeling.

Indonesia memiliki 55 destinasi diving dan lebih dari 1.500 lokasi menyelam, tersebar dari Aceh sampai Papua dan jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Filipina.

Keunggulan pariwisata Indonesia, khususnya pariwisata bahari sudah mendapat mengakuan dari berbagai pihak. Majalah Dive Magazine pada Pebruari 2017 menetapkan Indonesia sebagai The Most Popular Dive Destination 2017.

Sementara Majalah Travel & Leisure menetapkan Nihiwatu Resort, di Pulau Sumba telah pula ditetapkan sebagai #1 Hotel in The World-2016.

Kerja sama antara Kementerian LHK dengan Kementerian Pariwisata dapat lebih ditingkatkan guna menyiapkan taman-taman laut sebagai destinasi wisata bahari baru.

Langkah yang perlu dilakukan adalah aksesibilitas udara melalui penerbangan langsung beberapa kota di China menuju Manado guna mengunjungi Taman Nasional Bunaken atau penerbangan langsung Denpasar-Wakatobi guna mengunjungi Taman Nasional Laut Wakatobi. Berikutnya penerbangan carter seaplanes rute Batam-Pulau Bawah Resort di Kepulauan Riau.

Peluncuran buku "The Magnificent Seven: Indonesia's Marine National Parks" diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pariwisata bahari.

Editor: Surya