Vihara Seribu Patung, Wisata Religi Umat Budha di Kota Tanjungpinang

Ismail Senin, 13-02-2017 | 10:30 WIB Destinasi
viharaseribupatungbintan1.jpg

Vihara Seribu Patung, menjadi tempat tujuan wisata religi umat Budha di Kota Tanjungpinang. (Foto: Ismail)


BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Perlu waktu selama 14 tahun untuk membangun Vihara Ksitigarbha Bodhisattva di Jalan Nusantara, Kilometer 14 Tanjungpinang. Akhirnya, tempat ibadah umat Budha yang juga dikenal dengan Vihara Patung Seribu itu, bebas dikunjungi masyarakat, wisatawan baik lokal maupun mancanegara mulai Selasa-Minggu.

 

Pembina Yayasan Ling Shan Ji Yu Si yang mengelola Vihara Seribu Patung ini, Bobby Jayanto menuturkan, mulanya pembangunan Vihara Ksitigarbha Bodhisattva ini digagas oleh salah seorang suhu dari Singapura 14 tahun silam. Dalam gagasan Suhu tersebut, lanjutnya, ingin membangun salah satu Vihara di Tanjungpinang.

"Saat itu juga, saya dan ada beberapa rekan lainnya, berinisiatif mencari lokasi pembangunan vihara ini. Lalu, dapatlah sebuah lokasi yang saat ini dibangunnya Vihara Ksitigarbha Bodhisattva," ujar Bobby saat peresmian Vihara Seribu Patung, Jumat (10/2/2017).

Menurut mantan Ketua DPRD Tanjunpinang ini, kala itu untuk mendapat lahan berdirinya vihara tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mengingat, zaman itu kegiatan tambang bauksit di sekitar lokasi vihara masih menggeliat.

"Saat itu zaman bauksit masih gencar. Jadi susah mendapat lahan ini. Tapi, dengan berkat Tuhan, akhirnya kami mendapatkan lahan," kenangnya.

Diterangkan Bobby, keunikan yang ada di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva ini adalah dipajangnya 500 patung Luo Han/Lo Han (pengikut Budha), serta 50 patung dewa yang memiliki ekpresi wajah yang berbeda-beda. Lebih dari 500 Patung tersebut, lanjutnya, dipesan langsung dari China.

Dengan harga Rp25 juta per patung. Tak hanya itu, patung-patung tersebut juga bersertifikat garansi selama 500 tahun. "Patung-patung Lo Han ini kami pesan langsung dari China. Dan memiliki sertifikat dengan garansi selama 500 tahun," bebernya.

Ia berharap, dengan dibukanya untuk umum Vihara Seribu Patung ini dapat meningkatkan iklim pariwisata di Kota Tanjungpinang. Apalagi, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva ini merupakan salah satu vihara terbesar se Asia Tenggara. Dan terkenal dengan panorama ratusan patung dengan ekpresi wajah yang berlainan.

Bobby juga menyarankan, agar Pemprov Kepri atau Pemko Tanjungpinang bisa lebih giat lagi mempromosikan pariwisata religi di Kota Tanjungpinang. Salah satu caranya yakni, dengan memberikan pelatihan pengetahuan sejarah kepada para guide (pemandu wisata) tentang lokasi-lokasi bersejarah di Kota Tanjungpinang.

Di tempat yang sama, Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengungkapkan, salah satu prioritasnya dalam pembangunan yakni mengembangkan iklim pariwisata di Kota Tanjungpinang. Terlebih, salah satu keunggulan Pariwisata Kota Tanjungpinang adalah wisata religinya. Seperti, kunjungan tempat ibadah, dan Ziarah.

Jadi, menurut Lis, dengan dibukanya secara resmi Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, semakin menambah referensu wisata Religi di Tanjungpinang.

"Untuk itu, kami membuka tangan kepada Yayasan Ling Shan Ji Yu Si memberitahu sarana pendukung apa yang bisa dibantu Pemko Tanjungpinang," imbuhnya.

Lis menambahkan, salah satu bukti keseriusannya dalam mengembangkan wisata Religi di Tanjungpinang adalah dengan bekerjasama dengan Pemprov Kepri untuk menata kawasan wisata Pulau Penyengat.

Sebagaimana diketahui, Pulau Penyengat memiliki nilai sejarah tinggi dan salah satu jati diri Kota Tanjungpinang. Maka dari itu, penataan kawasan tersebut sangat penting dilakukan demi menjaga kelestarian Pulau bersejarah tersebut.

Editor: Dardani