Bicara Wisata, Batam Harus Punya Destinasi yang Bisa Menjual

Irwan Hirzal Sabtu, 03-02-2018 | 12:38 WIB Destinasi
diskusi01.jpg Diskusi pembangunan kepariwisataan Batam di Aston Hotel, Jumat (2/2/2018) sore. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Batam adalah salah satu daerah kota penyumbang wisatawan asing (wisman) terbesar di Indonesia, setelah Bali. Namun wisman ke Batam dinilai karena berdekatan langsung negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

"Datangnya wisman ke Batam bukan karena objek, tetapi karena berdekatan, di samping biaya yang dikeluarkan wisman sangat murah dalam kunjungan ke Batam," ujar Rahman Usman, pengamat pariwisata dalam diskusi pembangunan kepariwisataan Batam di Aston Hotel, Jumat (2/2/2018) sore.

Rahman menilai objek wisata di Batam sangat minim. Adanya objek wisata di Batam, Jembatan Barelang, Walcome To Batam dan Kampung Vietnam. Pun tidak disain supaya menarik.

"Ada objek, tetapi tidak dikemas secara menarik, salah satu contohnya Kampung Vietnam. Wisman 3 hari 2 malam ngapain di batam? Hanya berbelanja dan makan," katanya.

Ia juga menilai event yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Batam, tidak berkontribusi terhadap peningkatan jumlah wisman yang datang. Salah satu event yang menurutnya tidak berkembang, yaitu Kenduri Seni Melayu.

"Kalau hanya tari-tari seni tidak ada wisman yang nonton. Asean jazz festival juga tidak mendatangkan wisman, yang nonton orang-orang Mukakuning semua. Jadi wisman datang karena kedekatan. Ke depan harus bangun objek," katanya.

Ia juga berharap daerah Rempang dan Galang bisa ditata sebagai tempat wisata oleh Badan Penguasahaan (BP) Batam. Rahman juga berharap Kampung Vietnam ke depan bisa dikembangkan.

"Otorita fokus kembangan Kampung Vietnam. Saya yakin kalau dikembangkan pasti kawan-kawan Asinta enak untuk melakukan promosi," ujarnya.

Sementara itu, Edi Subakti perwakilan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan, pembahasan pariwisata di Batam selalu tidak membuahkan hasil. "Pariwisata 30 tahun lalu bicara sampai sekarang tidak ada tujuanya. Kalau seperti ini tidak ada maju, objeknya tidak ada, turis bosan kalau berulang-ulang kali ke Batam," kata Edi.

Ia mempertanyakan objek wisata di Batam sekarang lokal atau internasional. Contoh icon Walcam To Batam yang tidak menarik minat wisman.

"Walcam To Batam saja tidak kelihatan sekarang. Icon Barelang. sekarang pinggir jalan banyak pedagang. Di Bandara saja bus pariwisata diusir, turis harus jalan jauh. Jangan bicara jauh-jauh tentang pariwisata kalau yang sudah kita miliki tidak diperbaiki. Bandara, Walcam To Batam, Barelang selesaikan dulu, baru bicara pariwisata," pungkasnya.

Editor: Gokli