Catatan BATAMTODAY.COM dari IJVP ke-18 (Bagian 2)

Begini Cara Singapura Membawa Ribuan Wisatawan ke Indonesia

Saibansah Rabu, 11-10-2017 | 08:00 WIB Destinasi
Beri-penjelasan-di-atas-Kapal-Pesiar.gif Director of Cruise Singapore Tourism Board, Annie Chang saat menyampaikan paparannya di atas kapal pesiar Mariner of the Seas mengenai bisnis pariwisata dan industri kapal pesiar Singapura (Foto: Saibansah)

KUNJUNGAN kerja Presiden Joko Widodo ke Singapura pada Kamis, 7 September 2017 lalu, direspon positif pemerintah Singapura dan pelaku bisnis kapal pesiar. Yakni dengan membawa ribuan wisatawan ke Surabaya dan Bali. Bagaimana caranya? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM Saibansah Dardani yang menjadi peserta Program IJVP ke-18.

Senin, 2 Oktober 2017 lalu, 12 orang wartawan Indonesia peserta Program IJVP (Indonesia Journalist Visit Programme) ke-18 diberi kesempatan menaiki kapal pesiar Mariner of the Seas milik Royal Carribean. Melewati tiga proses pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan paspor hingga pengecekan ulang pass visitor.

Setelah itu, bersama dengan pengunjung kapal pesiar Mariner of the Seas lain, kami bergerak melewati garbarata menuju geladak sisi kiri kapal. Di situ, semuanya harus melewati pemeriksaan terakhir. Yaitu, pengecekan barcode pass visitor yang dilanjutkan dengan perekaman wajah.

Lolos dari pemeriksaan pengecekan wajah, semua peserta IJVP ke-18 langsung memasuki lambung kapal pesiar milik Royal Caribbean itu. Pemandangan pertama adalah meja-meja judi casino. Lengkap dengan dua loket penukaran uang hasil judi. Suasana ruang casino begitu nyaman dan seolah tidak sedang berada di lambung kapal.

Itu baru penampakan fasilitas pertama kapal pesiar Mariner of the Seas. Kemudian, kami menaiki lift menuju bagian paling atas kapal pesiar yang mampu menangkut 6.800 penumpang sekaligus itu. Sebelum mencapai lift, kami harus melewati sejumlah fasilitas bersantai para wisatawan kapal pesiar itu.

Dari ruangan bagian paling atas kapal pesiar Mariner of the Seas, kami dapat melemparkan pandangan jauh ke depan. Di ruangan itu, ada bar dan stage kecil untuk performance life music. Saat itulah BATAMTODAY.COM melihat seorang housekeeping sedang sibuk mengelap meja-meja kecil.

Dari raut wajahnya, jelas pria itu bukan orang Thailand, China atau Singapura. Benar saja, setelah disapa, pria bernama Riki Ronaldo itu warga negara Indonesia. "Ada lebih seratus orang warga Indonesia yang bekerja di kapal ini," ujarnya menjawab BATAMTODAY.COM.

Pass masuk kapal pesiar Mariner of the Seas milik Royal Carribean. (Foto: Saibansah)

Dari ruang santai itu, semua peserta IVJP ke-18 diajak melihat fasilitas olahraga yang berada di bagian geladak kapal. Yaitu, lapangan tenis, golf dan panjat tebing. Semua fasilitas sama persis dengan lapangan di darat, termasuk rumput sintetis di lapangan golf. Meski siang itu cuaca begitu terik, tetapi tak menghalangi para peserta IVJP untuk mencoba semua fasilitas olah raga tersebut.

Kemudian, kami diajak melihat-lihat ruang makan yang mewah, lengkap dengan stage besar untuk performance musik atau tari. Lalu, berlanjut ke ruang ice skating dan mall yang di dalamnya ada sejumlah cafe dan restoran. Serta ruang galery lukisan dan perpustakaan. Pendek kata, fasilitas di kapal pesiar yang mengangkut 3.807 penumpang dan 1.185 awak kru itu, tak ubahnya seperti hotel mengapung.

Selama melihat semua fasilitas kapal pesiar Mariner of the Seas, kami dipandu oleh para LO (Liaison Officer) dari Kominfo (Kementerian Informasi dan Informasi) dan Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) Singapura. Mereka itu adalah, Xiahao, Azian, Nicolate dan Gunalan Palanivelu.

Sementara itu, di atas kapal pesiar Mariner of the Seas itu, Director of Cruise Singapore Tourism Board, Annie Chang menyampaikan paparannya mengenai komitmen Singapura untuk membawa ribuan wisatawan ke Indonesia. Itu merupakan realisasi atas kerjasama yang telah diteken antara pemerintah Singapura dan Indonesia, saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Singapura, Kamis 7 September 2017 lalu.

"Saat berkunjung ke Singapura, Presiden Jokowi juga berkesempatan melihat langsung kapal pesiar dan Menteri Luhut juga menjelaskan pihaknya akan bekerja cepat untuk membangun wisata kapal pesiar Indonesia," ujar Annie Chang.

Karena, lanjut Annie Chang, Asia Tenggara adalah destinasi pelayaran baru dan terus berkembang. Pada tahun 2016 lalu, industri wisata kapal pesiar global telah membawa 24,7 juta penumpang. Asia mencatatkan pertumbuhan paling cepat, yakni 38 persen. Sementara, Asia Tenggara diproyeksikan menerima sekitar 4,5 juta penumpang kapal pesiar pada 2035. Angka itu meningkat 10 kali lipat dari 2016.

Para pengunjung kapal pesiar Mariner of the Seas melewati proses pemeriksaan imigrasi Singapura. (Foto: Saibansah)

Annie Chang menambahkan, Asia Tenggara memiliki banyak destinasi wisata, dari pantai hingga warisan budaya yang mendapat pengakuan UNESCO. Kesempatan tersebut tak boleh dilepaskan.

"Kita harus mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan kapal pesiar raksasa generasi mendatang. Infastruktur dan lainnya harus siap menyambut banyak tamu yang datang bersamaan," kata Chan.

Maka, merespon kegigihan pemerintah Presiden Jokowi yang sedang membangun tol laut dan akses kapal-kapal pesiar, industri wisata kapal pesiar Singapura juga telah merencanakan untuk menjadikan Bali dan Surabaya sebagai destinasi baru mereka.

Sementara itu, di tempat yang sama, Coorporate Communications Manager Singapore & Southeast Asia Royal Caribbean International, Chin Ying Duan menambahkan, pihaknya telah siap berlayar ke Surabaya dan Bali. "Tapi kapal pesiar yang bisa masuk ke Surabaya dan Bali yang berkapasitas 2.000 orang, untuk kapal yang lebih besar belum bisa," ujar Chin Ying Duan.

Salah satu fasilitas di kapal pesiar Mariner of the Seas milik Royal Carribean. (Foto: Saibansah)

Meski demikian, lanjut Chin Ying Duan, pihaknya telah siap menjual potensi wisata di Surabaya dan Bali itu kepada para turis yang ingin menikmati berbagai destinasi wisata di Indonesia.

Chin Ying Duan pun berharap pemerintah Indonesia segera menghadirkan solusi terkait infrastruktur pelabuhan secepat mungkin. Bukan hanya soal kedalamannya saja. "Tapi juga bagaimana memastikan proses embarkasi berjalan lancar, juga fasilitas bus-bus bagi ribuan penumpang menuju lokasi wisata," kata dia.

Jika fasilitas pendukung telah siap, maka Royal Caribbean International bisa membawa lebih banyak turis ke Indonesia, misalnya dengan menawarkan tur tujuh hari dengan destinasi Bali atau kota-kota lain di Indonesia.

Tampaknya, melihat keseriusan pemerintah Presiden Jokowi, agenda kapal pesiar itu berlayar ke Surabaya dan Bali baru akan terealisasi pada Agustus atau September 2018 mendatang.

Editor: Dardani